Kamis, 11 April 2013

Inilah Tokoh Ekonomi Indonesia

Inilah Tokoh Ekonomi Indonesia yang Memikirkan Kesejahteraan Khalayak Banyak


1. Dr. H. Muhammad Hatta


Beliau adalah salah satu tokoh ekonomi Indonesia yang berhasil sampai menjadi menjadi wakil presiden Indonesia periode pertama di era orde lama menemani Bung Karno. M. Hatta yang lahir pada tanggal 12 Agustus 1902 di kota Bukittinggi Sumatera Barat memiliki latar belakang pendidikan ekonomi di Handel Middlebare School atau Sekolah Menengah Dagang di Batavia dan lulus pada tahun 1921. Selepas lulus di sekolah Handel Middlebare School, Hatta melanjutkan sekolah ke Sekolah Tinggi Ekonomi di Nederland Handelshogeschool, di kota Rotterdam, Belanda.

Sebagai seorang tokoh ekonomi Indonesia, Bung Hatta di kenal dengan pemikirannya yakni Hattanomics yang memiliki pilar utama berupa penguasaan aset oleh negara, kontrol terhadap swasta, dan tumbuhnya perekonomian rakyat yang mandiri. Kekuasaan aset oleh negara bukan berarti berhaluan sosialis namun tak lebih dari kontrol pemerintah dalam rangka melayani hajat hidup orang banyak dengan maksimal, meskipun kemungkinan besar masalah ekonomi tetap akan timbul. Kontrol terhadap swasta dalam artian membatasi dan mengontrol swasta agar tidak merugikan masyarakat banyak dan tetep mengutamakan keuntungan bersama,dan tumbuhnya perekonomian rakyat yang mandiri adalah impian Hatta agar masyarakat sejahtera.

Inilah Tokoh Ekonomi Indonesia yang Menekankan Pada Pentingnya Sumber Daya Manusia


2. Prof. Dr. Sumitro Djojohadikusumo


Beliau adalah salah satu tokoh ekonomi indonesia yang lahir di kota Kebumen, Jawa Tengah, pada tanggal 29 Mei 1917. Sebagaiseorang tokoh ekonomi beliau telah di percaya memangku jabatan sentral dan penting perekonomian nasional seperti Menteri Perdagangan dan Perindustrian Kabinet Natsir (1950-1951), Menteri Keuangan Kabinet Wilopo (1952-1953), Menteri Keuangan Kabinet Burhanuddin Harahap (1955-1956), Menteri Perdagangan Kabinet Pembangunan I (1968-1973), dan Menteri Riset Kabinet Pembangunan II (1973-1978). Pemikiran beliau adalah pentingnya menciptakan SDM pilihan sebagai pilar perkonomian bangsa, untuk itulah beliau mendirikan Fakultas Ekonomi di Universitas Indonesia.

Lalu beliau juga menjadi salah satu pendiri Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia di tahun 1955. Penghargaan internasional pun pernah di dapatkan dengan di angkatnya beliau menjadi salah satu dari lima ahli dunia/group of five top experts oleh PBB.

Itulah dua diantara banyak tokoh ekonomi Indonesia, masih ada tokoh-tokoh lain seperti Widjojo Nitisastro, Dr Sjahrir, Prof Dr Mubyarto, Prof. Dr. Boediono M.Ec dan masih banyak yang lainnya. Kesemuanya memiliki andil yang besar terhadap perkembangan perekonomian di Indonesia.

Kaitan Antara Ekonomi dan Pertanian Dalam Ilmu Ekonomi Pertanian

Kaitan Antara Ekonomi dan Pertanian Dalam Ilmu Ekonomi Pertanian

Di negara Agraris seperti Indonesia bahkan di negara maju sekalipun, sektor pertanian adalah sektor yang tidak dapat dikesampingkan keberadaannya. Karena posisi pertanian yang menopang sektor lain seperti Industri dan pangan, sehingga sektor pertanian menjadi sangat penting keberadaannya. Pangan di dalam ilmu ekonomi masuk dalam salah satu kriteria utama di samping sandang dan papan. Jadi sektor pertanian sebagai penyuplai pangan menjadi salah satu elemen penting bagi perekonomian sebuah negara. Jika di artikan maka definisi ekonomi pertanian kurang lebih berisi ilmu ekonomi yang mempelajari masalah-masalah yang berhubungan dengan pertanian, sehingga dapat dicari penyelesaian dan jalan keluarnya.

Posisi Indonesia Dalam Bidang Ekonomi Pertanian

Seperti sudah dibahas diatas, Indonesia sebagai negara agraris yang sangat menggantungkan diri dari hasil pertanian seperti beras, jagung, singkong, sayuran, buah-buahan dan lain lain sebagai bahan pangan utama yang dikonsumsi masyarakat. Maka jika kita sadari sebenarnya bidang ekonomi pertanian di negara kita adalah salah satu sektor terpenting yang harus diberdayakan, karena hasil pertanian diserap dengan tinggi oleh masyarakat.

Namun itu tidak di sadari oleh banyak pihak banyak lahan-lahan produktif harus alih fungsi dengan perumahan maupun industri begitu pula dengan tenaga ahli yang semakin berkurang dan kurang tertarik pada bidang ekonomi pertanian di banding cabang ekonomi lainnya.

Ekonomi Mikro : Salah Satu Tonggak Kemajuan Perekonomian Indonesia

Permasalahan Ekonomi Mikro di Indonesia


Indonesia, sebagai sebuah negara yang memiliki bentang alam kepulauan yang sangat banyak serta jumlah wilayah perairan yang sangat luas tentu memiliki beberapa permasalahan ekonomi yang harus di selesaikan. Ekonomi mikro adalah salah satu diantara permasalahan tersebut, dimana di tandai dengan rendahnya pertumbuhan ekonomi dalam industri kecil menengah yang hanya tumbuh sekitar 4 %, sementara sumbangsih ekonomi mikro pada produk domestik bruto atau PDB hanya sekitar 30% dari sumbangan PDB secara keseluruhan 70% lainnya di sumbangkan oleh ekonomi makro.

Sebenarnya hal ini tidak dapat begitu saja disalahkan kepada para penggiat atau pelaku ekonomi mikro. Sulitnya permodalan, susahnya pengaturan izin serta kendala infrastuktur sebagai penopang ekonomi mikro yang banyak terdapat di daerah yang beulm memiliki infrastruktur yang baik juga menjadi kendala. Selain itu belum pulih totalnya kondisi perekonomian global juga ikut berpengaruh, pasar global yang sering menyerap perekonomian mikro seperti mebel dan furniture contohnya belum sepenuhnya bisa menggeliat kembali sehingga penyerapan pasar atas produk kerajinan IKM tersebut masalah kecil.


Solusi Ekonomi Mikro Sebagai Pendorong Perekonomian Bangsa


Jadi solusi atas semua permasalahan ekonomi mikro tersebut yang pertama adalah hendaknya perizinan atas pendirian usaha IKM lebih di permudah lagi agar menjadi rangsangan kepada penggiat dan pelaku IKM bisa lebih berusaha dan serius lagi. Jangan lagi ada proses periziann yang berbelit-belit sehingga bisa menyulitkan para pelaku IKM.

Yang kedua adalah pemberian bimbingan usaha dan permodalan yang lebih mudah karena pelaku ekonomi mikro salah satunya IKM sering sekali terhambat oleh susahnya menambah modal sehingga usaha yang berprospek maju tidak bisa berkembang. Yang ketiga perbaikan infrasutruktur penunjang perekonomian mikro yang banyak terdapat di daerah yang belum memiliki infrastruktur yang baik sehingga menghambat proses pengiriman. Yang ketiga adalah pemerintah rajin mencari pasar penyerap industri IKM sehingga pasar menjadi lebih luas tidak hanya terpaku kepada pasar Eropa dan Amerika yang terkadang lesu.